
Akhir ini sering banget iklan si Bedjo, sampai-sampai anak sekolah pun berani membantah gurunya, “Ah ngapain pinter pak, kan yang penting bedjo” 😦 tv oh tv. Bedjo dalam definisi si penantang penolak angin adalah gak perlu pinter, dan nasibbnya, si iklan Bedjo ternyata emang gak bedjo, karena lawanya udah keburu pinterr.
Kasihan banget!!!, dulu pake Brand Bintangin enggak jadi bintang, sekarang gak jadi bedjo, mungkin entar tu produk diganti nama aja jadi Bedjongin.
lain waktu kita ngomongin perusuhan yg ini. 😉
Ngomong ngobrol soal produsen penantang yg selalu sukes, itu adalah tentang Wings Food. Kali ini kita ambil contoh “Mie Sedaap” saja. Walau yg hot terbaru si “Top Kopi”
Sukses dalam filosofi Wings Food adalah Persiapan yg matang. Research untuk sebuah produk 100% baru minimal 2 tahun 8O. Lalu distribusi produk dilakukan 3 bulan sebelum iklan di media massa. Sesuatu yg tidak pernah ditiru produsen kakap lainya.
Mie sedap lahir tahun 2003, sepuluh tahun kemudian di wilayah plat-AE (Madiun-Magetan-Ponorogo) saya berani memprediksikan bahwa market share-nya mencapai 80%. Wah kok bisa yakin?, bisa dilihat kasat mata saja, bahwa di toko-toko kelas Grosir, yg ada hanya tumpukan kardus Mie Sedaap, bukan Indomie.
Hebatnya lagi, Mie Goreng ya Mie Sedaap Goreng, saat toko kehabisan stock Sedaap disodori Indomie ya pembeli tetap aja mlipir pergi. 😦 Di saat ramadhan-lebaran, harga sekardus Mie Sedaap bisa naik sampai 5.000/karton sedangkan Indomie tetap adem ayem.
dalam kurun 10 tahun, si Sedaap ini sukses menggulung Indomie baik dalam hal penjualan maupun sebagai ikon mie instan. Apa kira-kira kunci suksesnya?
sebagai komentator cuma bisa meraba-raba sebagai berikut: 1. Persiapan pra produksi Soal yg satu ini, wings food sangat teliti dan ketat. Kabarnya untuk mie sedaap saja risetnya 2 tahun. Wuih apa enggak keburu diambil kompetitor tuh peluangnya? ya tidak, karena wings selalu memposisikan dirinya sebagai penantang, bukan pionir.
Lihat dalam klasifikasi produk wings, kebanyakan (bahkan semua) produknya adalah menembak sang penguasa pasar atau pionir produk. Inovasi mereka ya kurang lebih ATM-SLB, Amati-Tiru-Modifikasi dan Selalu Lebih Baik. Artinya, semakin banyak pesaing di segmen itu, wings akan semakin bergairah. Benar-benar petarung sejati.
Nagh, bisa dilearned buat yg sedang mengumpulkan modal untuk usaha! 1) Persiapan modal dan market yg dituju harus matang bukan asal sambet aja, 2)jangan takut ide kita didahului orang, karena pengekor juga bisa sukses kok asal jangan asal ATM tapi juga harus SLB. Siap Luar Biasa.
2. Persiapan Pemasaran
Produsen besar lain, seperti Unilever dan Indofood. Mereka memilih untuk mempromosikan dulu produk barunya dengan gencar, ehh baru deh distribusi barangnya, terutama ke daerah macam saya ini.
Lha walhasil, konsumen kecewa karena cuma bisa ngiler lihat iklan, beda kasus dengan Wings. Saat melihat iklanya, konsumen bukan pada tahap penasaran tapi membenarkan. Oh ya bener ternyata mie sedap lebih kenyal, lebih kriuk-kriuk, karinya lebih terasa dan begini-begitu. soo tujuan iklan group wings selain pengenalan produk adalah sugesti
Learned, lebih bijak untuk mengutamakan alokasi modal untuk ketersediaan barang daripada promosi gede-gedean tapi barangnya belum ada. 😉
Di segmen retail, jika dana terbatas dan dihadpkan dua pilihan rak/etalase atau barang dagangan, pilih opsi untuk belanja barang dulu, soal display bisa diakali
3. Identitas Produk
Walaupun mie sedaap ini produk yg mengekor Indomie, tapi diferensiasi yang mereka tawarkan menjadikannya lebih terkenal. Bawang goreng kriuk-kriuk, Kari kuah kental, koya gurih dan sentuhan bakso mini untuk yg versi cup.
learned Jangan pernah takut membuka usaha pada tempat yg sudah ramai dengan pesaing. Wings selalu memilih untuk menjadi penantang di pasar yg ramai daripada disebut inovator di tempat yg sepi.
Menyukai ini:
Suka Memuat...