Mongol, Pasukan Kiriman Tuhan (II)


Ada sebuah hadist yang isi-nya menerangkan suatu ancaman, bahwa jika suatu negeri telah lupa akan perintah-perintah agama akan didatangkan/dibangkitkan pemimpin yang dzolim dan bengis. opo ngono? … karena ilmu hadist saya yang lemah saya kurang tahu essensi-nya yang asli. 😉

Lanjutan dari Mongol, Bangsa Penyebar Islam (I)

Masa-masa akhir Dinasti Abbasyiah adalah masa kesesatan, jauh dari apa yang disebut akhlaqul Islamiyah. Perbudakan manusiawi dan secara bertahap mulai dihapuskan oleh Rasulullah dan sahabatnya, malah kembali dilestarikan pada masa ini dengan perbudakan yang tidak manusiawi. Perdagangan yang jujur sudah tidak ada lagi, bahkan pedagang asal Baghdad terkenal akan kelicikanya pada masa itu. Menarik “jizyah” (upeti) seraya mengancam akan membumi hanguskan. dll 

Ada perbedaan pendapat di kalangan sejarawan, tentang alasan kenapa bengis-nya Hulagu Khan dalam menaklukan Baghdad. Ada yang berpendapat karena “dendam” persia yang mengalir dalam darah istri kesayanganya, tapi ini juga banyak yang meragukan karena panjangnya masa yang terbentang dari penaklukan Persia (th. 661.M) ke penaklukan Baghdad (th.1258)

Teori kedua adalah masalah ekonomi. Beberapa kali dalam transaksi perdagangan, Persia mongol yang dipimpin Hulagu selalu dikadali pihak Baghdad sehingga menimbulkan kerugian yang besar. Di dalam negeri pun (kekuasaan Abbasyiah saat itu sudah menyempit hanya seputar Iraq) Khalifah Mus’tasim juga dibenci penduduknya karena tinggi-nya pajak. Sehingga beberapa daerah otonom mendeklarasikan kemerdekaanya.

Teori kedua ini diperkuat dengan sebuah lukisan bagaimana Hulagu Khan memperlakukan si Khalifah yang ditaklukannya. Sang Khalifah di penjara bersama harta kekayaannya, seperti ingin menertawakan kegilaan harta si Sultan Musta’sim.

Setelah sukses menghancurkan Baghdad, Pasukan Hulagu juga sukses meruntuhkan Damaskus tapi akhirnya ditumpas  ketangguhan pasukan Dinasti Ayyubiyah asal Mesir.

Sampai sekarang perdebatan tentang Agama apa yang dianut oleh Hulagu juga cukup menarik disimak. Ada yang berpendapat kristen sebagaimana agama Ibu dan Istrinya, tapi proses pemakamanya menggunakan ritual Buddha.

Teori bahwa dia beragama Buddha mungkin lebih dipercaya, karena ketika perang Salib III berakhir dengan kekalahan di pihak Eropa,  dia menawarkan bantuan dengan langsung menulis surat kepada Paus dan Raja-raja Eropa (th.1262M), tapi ditolak. Mungkin dia dianggap kafir karena non kristen, padahal klo bantuanya diterima, semua Kesultanan “Arab Saracen Muslim” pasti tamat

bersambung (…)

note: komen berbau SARA akan langsung masuk tong sampah!

20 thoughts on “Mongol, Pasukan Kiriman Tuhan (II)

  1. Ping balik: Mongol, Bangsa Penyebar Islam yang terlupa (I) « RODA 2 BLOG

  2. Bonsai Biker

    MOngol adalah penjajah yang kejam, satutempat menaruh menara berisi tumpukan kepala tentara dan penduduk bagdad sebanyak 75 000, kepala dalam satu temat doamg, byangkan di banyak tempat begitu banyaknya menara demikian.
    Namun anehnya belakangan diketahui para penerus hulagu khan memluk isLAM

    Suka

    Balas
  3. Basho

    @Juragan Warung & Mas Bonsai :
    Pasukan Mongol memang terkenal kejam dan cenderung menghalalkan segala cara untuk dapat memenangkan perang. Kalo ngga salah ada aturan di kalangan bangsa Mongol bahwa setiap satu orang bangsa Mongol yang terbunuh oleh musuh, harus ditebus dengan 10 nyawa musuh. Makanya jenis teror seperti ini yang disebar oleh pihak mongol ke kalangan musuh2nya untuk menciutkan nyali lawan. Dan teknik seperti ini ternyata efektif.

    Ada pun dari literatur2 yang pernah saya baca, awal dari perselisihan antara Mongol dengan Kekhalifahan adalah ketika diplomat yg dikirim oleh bangsa mongol diperlakukan dengan tidak hormat. Mongol sebagai sebuah negara kesatuan baru aja muncul dan belum dikenal oleh bangsa2 di dunia. Akibatnya terjadilah insiden dimana diplomat Mongol dibunuh dengan cara mulut/kepalanyanya diisi dengan emas cair dengan maksud melecehkan dan unjuk kekayaan oleh salah seorang sultan dari dinasti Syah Khwarizm.

    Dan kalau kita melihat aturan bangsa mongol di atas, maka kita ngga akan heran dengan bentuk balasan yang dilakukan oleh Genghis Khan dan pasukan mongolnya. Suatu balasan yg kejam dan tanpa tedeng aling2. Yang paling terkenal adalah pembantaian besar2an di kota Baghdad. Saking kejamnya, sampai2 kota Baghdad sempat ditutup untuk beberapa lama akibat terjangkit wabah penyakit yang berasal dari mayat2 penduduk kota Baghdad yang bertumpuk2 dan berserakan di mana2 dibiarkan membusuk begitu saja sehingga menimbulkan wabah penyakit.

    Yah, se-engga nya itu yang pernah saya baca dari beberapa literatur CMIIW. Buat juragan warung, ditunggu jilid ketiganya, supaya kita semua bisa diskusi and sharing lagi 😉

    Suka

    Balas
  4. tuan_dhemang

    sering kali kita terkecoh dgn gelar atau marga Khan yg ada di india di karenakan literatur sejarah tentang marga ini sangat sedikit jumlahnya.terdapat 2 marga khan yg ada di india yg pertama marga khan dari bangsawan pakistan dan marga azhamat khan yg disering di singkat marga khan.dari marga yg terakhir inilah agama islam menyebar ke penjuru asia termasuk indonesia.
    Sejarah mencatat meratanya serbuan dan perampasan bangsa Mongol di belahan Asia. Diantara nama yang terkenal dari penguasa-penguasa Mongol adalah Khubilai Khan. Setelah Mongol menaklukkan banyak bangsa, maka muncullah Raja-raja yang diangkat atau diakui oleh Mongol dengan menggunakan nama belakang “Khan”, termasuk Raja Naserabad, India.
    Setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu bangsawan Naserabad, mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan cerita Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azmat” yang berarti mulia (dalam bahasa Urdu India) sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.
    Adapun nasab Sayyid Abdul Malik adalah sebagai berikut:
    Abdul Malik bin
    Alawi (Ammil Faqih) bin
    Muhammd Shahib Mirbath bin
    Ali Khali’ Qasam bin
    Alawi bin
    Muhammad bin
    Alawi (Asal usul marga Ba’alawi atau Al-Alawi) bin
    Abdullah / Ubaidillah bin
    Ahmad Al-Muhajir Ilallah bin
    Isa bin
    Muhammad bin
    Ali Al-‘Uraidhi bin
    Ja’far Ash-Shadiq bin
    Muhammad Al-Baqir bin
    Ali Zainal Abidin bin
    Husain bin
    Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulillah SAW.

    H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya “Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah”:
    “Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia meninggalkan Hadhramaut pergi ke India bersama jama’ah para Sayyid dari kaum Alawiyyin. Di India ia bermukim di Nashr Abad. Ia mempunyai beberapa orang anak lelaki dan perempuan, diantaranya ialah Sayyid Amir Khan Abdullah bin Sayyid Abdul Malik, lahir di kota Nashr Abad, ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir di sebuah desa dekat Nashr Abad. Ia anak kedua dari Sayyid Abdul Malik.”
    Nama putra Sayyid Abdul Malik adalah “Abdullah”, penulisan “Amir Khan” sebelum “Abdullah” adalah penyebutan gelar yang kurang tepat, adapun yang benar adalah Al-Amir Abdullah Azmatkhan. Al-Amir adalah gelar untuk pejabat wilayah. Sedangkan Azmatkhan adalah marga beliau mengikuti gelar ayahanda.
    Sebagian orang ada yang menulis “Abdullah Khan”, mungkin ia hanya ingat Khan-nya saja, karena marga “Khan” (tanpa Azmat) memang sangat populer sebagai marga bangsawan di kalangan orang India dan Pakistan. Maka penulisan “Abdullah Khan” itu kurang tepat, karena “Khan” adalah marga bangsawan Pakistan asli, bukan marga beliau yang merupakan pecahan marga Ba’alawi atau Al-Alawi Al-Husaini.
    Ada yang berkata bahwa di India mereka juga menulis Al-Khan, namun yang tertulis dalam buku nasab Alawiyyin adalah Azmatkhan, bukan Al-Khan, sehingga penulisan Al-Khan akan menyulitkan pelacakan di buku nasab.
    Sayyid Abdullah Azmatkhan pernah menjabat sebagai Pejabat Diplomasi Kerajaan India, beliaupun memanfaatkan jabatan itu untuk menyebarkan Islam ke berbagai negeri. Sejarah mencatat bagaimana beliau bersaing dengan Marcopolo di daratan Cina, persaingan itu tidak lain adalah persaingan didalam memperkenalkan sebuah budaya. Sayyid Abdullah memperkenalkan budaya Islam dan Marcopolo memperkenalkan budaya Barat. Sampai saat ini, sejarah tertua yang kami dapat tentang penyebaran Islam di Cina adalah cerita Sayyid Abdullah ini. Maka bisa jadi beliau adalah penyebar Islam pertama di Cina, sebagaimana beberapa anggota Wali Songo yang masih cucu-cucu beliau adalah orang pertama yang berda’wah di tanah Jawa.

    Suka

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Asop Batalkan balasan